Minggu, 10 Juni 2012

PEMBATAS BUSWAY

Seperti yang kita tahu, busway punya jalur sendiri di jalan. Bisa melenggang dengan nyaman saat kendaraan lain kena macet-cet-cet. Memang banyak banget itu gunanya busway, cepat sampai di tujuan dengan nyaman. Itu kalau kagak ada kendaraan lain di jalurnya, he-he. Kalau ada bakalan sama aja dengan kendaraan lain, sopir sama penumpangnya ngedumel gak putus-putus.

Kendaraan lain salah kalau masuk jalur busway? Tentu saja salah. Tetapi kalau kita lihat dari sisi sebelah sini, maksudnya dari sisi para biker, sebenarnya mereka tidak seratus persen salah. Loh, mengapa? Ya tentu saja, karena memang tadinya jalur busway itu adalah jalan mereka. Jalan yang kemudian dikurangi, diberi pembatas lalu diaku-aku sebagai jalan khusus busway. Giliran ada kendaraan lain yang lewat, tidak boleh. Selama ini kan kagak ada tuh jalur busway yang tidak memakan jalur umum, mengurangi jatah orang sehingga jalan yang semula sudah parah jadinya semakin parah karena dikurangi  untuk memberi jatah busway.

Apa tidak bisa tuh yang namanya busway dibuatkan jalan sendiri, tidak dengan mengurangi jalan yang sudah ada, yang memang sudah punya bakat macet sejak lahir. 

Mengapa saya terkesan kurang suka dengan busway. Well.. (caela kaya Agnes nih ngomongnya), bukan sama buswaynya saya sebal, tetapi sama jalurnya. Pertama karena jalur busway mengurangi lebar jalan yang menjadi jatah kendaraan lain (termasuk saya). Yang kedua karena jalur busway seringkali membawa korban. Coba kita cermati, berapa banyak yang telah menjadi korbannya. Terutama pengendara motor seperti saya yang jatuh karena menabrak pembatas busway. Saya menabrak pembatas busway sialan itu dekat penjara cipinang dan jatuh gubrak. Untungnya tidak ada kendaraan lain di belakang yang menghajar tubuh saya.

Untuk yang belum mengetahui keberadaan jalur busway sebelumnya di suatu jalan seperti saya, pembatas jalur busway itu berbahaya sekali. Memang sialan beneran, karena dulu-dulu saat saya masih tiap hari lewat situ, jalur buswaynya belum ada. Sebelumnya saya sudah sering membaca di media tentang pengendara yang nabrak pembatas busway, sama sekali tidak menyangka kalau saya bakalan mengalami.

Nah hal itu belum termasuk pengemudi busway menabrak orang yang sedang menyeberang. Merasa punya jalur sendiri yang tidak bakalan dilalui makhluk Tuhan yang lain, lantas saja mereka melenggang kencang dengan damainya, sampai tiba-tiba..bruk, busnya menyebabkan hamba Allah menghadap Sang Khalik.

Belum lagi pembatas busway yang sudah rusak dimakan umur, menjadi ranjau di jalanan bagi pengendara lain. Jalanan menjadi medan perang yang nyata dimana maut bisa mengambil nyawa kita setiap saat.

Semoga kedepannya kita semakin berhati-hati berkendara. Jangan lupa untuk berdoa sebelum berangkat, sehingga kita siap saat kita memang harus gugur di medan perang demi keluarga.