Rabu, 24 November 2010

TERTIB DI JALAN, MENGAPA TIDAK?

Dua orang berboncengan King di Jalan Bulevard Raya, Kelapa Gading. Bagai dikejar penagih hutang berbelok slap-slip di sela-sela kendaraan lain dengan kencang. Di depan mereka seorang bapak mengendarai motor bebek dengan santai. Motor King itu menyalip motor bebek tersebut dengan cepat, bahkan terlalu cepat dan dengan jarak yang super tipis hampir bersentuhan. Kaget karena kejadian itu, motor bebek terpelanting membawa serta pengendaranya. Beruntung saat itu jarak mereka dengan kendaraan lain cukup jauh sehingga tidak terjadi hal lain yang lebih mengerikan.

Uraian di atas bukanlah ilustrasi semata, melainkan kejadian nyata yang saya saksikan sendiri pada suatu hari di Kelapa Gading. Kejadian yang patut disayangkan. Hal begini boleh jadi menjadi gambaran sehari-hari di jalan-jalan umum. Mengapa kejadian sebegini sampai terjadi? Hal yang tak perlu dan bisa dihindari sebetulnya kalau kita lebih memperhatikan hak-hak orang lain di jalan.

Saya pribadi tidak peduli sebetulnya pada kecelakaan, sepanjang yang celaka adalah orang yang bersalah di jalan. Seorang pengendara yang ugal-ugalan lalu menabrak orang yang sedang ber-sms ria sambil mengendarai motor, sebodo amatlah. Yang sialan adalah ketika para pengendara sialan ini mengajak kita-kita yang sudah berusaha tertib, sialan!

Berhentilah di belakang garis putih! Kata-kata ini seringkali saya baca di belakang bagasi sepedamotor. Sekedar kritikan buat yang memajang kata-kata ini di bagasinya, tolong janganlah hanya kata-kata ini saja yang anda patuhi sementara anda memakan semua badan jalan ketika anda dalam rombongan touring. Sama sekali tidak mau mengalah pada pengendara lain, tidak mau kalau iring-iringan kendaraan anda terpotong kendaraan lain. Ingat, ada banyak peraturan lalu lintas dan anda harus mematuhi semuanya, bukan hanya yang anda senangi saja. Mohon sedikit kritikan ini diterima dengan besar hati sehingga tidak sampai membuat antipati para pengendara lain.

Ada kejadian lain yang menyebalkan yang saya alami. Pada saat saya berhenti di lampu merah dan kebetulan berhenti paling depan bagaikan orang yang paling ganteng saja, ada angkot berhenti tepat di belakang saya. Yang kurang ajar saat lampu masih merah angkot tersebut menyalakan klakson berkali-kali sampai saya sebal menyuruh saya untuk berjalan. Memang kondisi jalan di seberang sudah sepi, tetapi kan lampu belum hijau. Angkot tersebut berklakson ria berkali-kali, seolah olah dengan jalan lebih awal dia dapat mengumpulkan uang setoran lebih cepat sehingga dia bisa lebih cepat kaya.

Kalau kita perhatikan, banyak kejadian-kejadian di atas yang terjadi di jalan raya, atau mungkin juga sesekali kita lakukan. Kurangilah mulai saat ini. Kita telah mengambil hak orang dengan tidak semestinya kalau kita berbuat demikian. Tertib di jalan sesungguhnya adalah demi keselamatan kita sendiri, supaya kita tidak terlalu cepat mati.

Pikirkanlah, kalau kita mati dengan cara demikian, masuk sorgakah kita?  Atau kerenkah kita, saat berbaring berlumuran darah dengan kepala pecah?

Minggu, 14 November 2010

MASALAH CLAIM

Yang saya maksudkan disini adalah masalah claim untuk motor baru yang mengalami masalah karena kesalahan pabrik, bukan claim karena masalah pada motor setelah direpair atau diservice di bengkel. Kalau itu saya menyebutnya komplain, bukan claim walau artinya itu-itu juga.

Claim ada beberapa jenis, ada C0, C1, C2 dan C3. Saya ingin bicarakan C2 karena inilah yang biasa dikenal konsumen dan disebut sebagai claim saja. Claim untuk motor baru punya batasan waktu. 1 tahun untuk rangka dan kelistrikan, dan 3 tahun untuk mesin. Waktunya dihitung dari tanggal kita membeli motor tersebut, yang tercantum di buku service.

Sebagai konsumen, saya pernah punya pengalaman yang tidak enak mengenai claim ini. Dulu saya memakai Yamaha Scorpio Z dan bermasalah di bagian karburator. Bensin selalu menetes dari karburator. Saya bawa si Scorp ini ke bengkel Claim Yamaha. Di sana diservice ulang, dibongkar karburatornya lagi. Selesai saya bawa pulang. Selesai? Belum ternyata. Di rumah karburator menetes lagi. Saya bawa lagi ke bengkel tersebut. Kali ini saya perhatikan saat dikerjakan, ternyata karburator dibongkar lagi seperti yang dulu.
Saya sudah sebal karena menurut saya percuma saja kalau tidak diganti.

Untuk claim yang pertama karburator dibongkar okelah, mungkin ada kotoran di jarum pelampung atau di lubangnya. Tetapi untuk yang kedua seharusnya diganti, karena kan setelah dibongkar dan dibersihkan karbu masih menetes. Artinya bensin menetes bukan karena kotor tetapi jarum pelampung atau lubangnya sudah aus dan mesti diganti.

Kembali ke si Scorp ini yang sudah selesai dibongkar yang kedua kalinya. Saya bawa pulang si yayang. Sepanjang perjalanan ke rumah saya yang indah (caela) perasaan saya sudah berdebar-debar tak menentu. Maksudnya perasaan saya tidak enak begitu. Ini pasti bakalan bocor lagi kaya panci rombeng. Tetapi aneh, sampai di rumah ternyata si karbu tidak bocor. Kendati heran, saya terima keadaan ini dengan lumayan senang.

Ketika  malam tiba menjelang, sepanjang malam saya mencium bau bensin dari tubuh si yayang (bukan istri saya). Saya cari asal bau tersebut. Kurang asem! Ternyata karbunya tetap bocor tetapi si mekanik yang mengerjakan menipu saya dengan mengarahkan selang pembuangan bensin di karbu ke body motor bagian bawah sehingga tidak ada bensin yang menetes ke lantai.

Saya dongkol bukan main, tetapi ke mana saya harus mengadu? Tidak seperti Honda yang punya Costumer Care yang jelas tertulis di buku service, Yamaha tidak punya sehingga konsumen yang hatinya dongkol seperti saya tidak tahu harus mengadu kemana. Saya tulislah di koran permasalahan saya. Setelah itu barulah ada tanggapan dari bengkel Claim Yamaha yang lain. Di sini karbu dibongkar lagi, tetapi kali ini bagian jarum pelampung dan dudukannya diganti (kalau di Honda harus satu set dengan karbunya). Barulah permasalahan selesai.

Apa yang mau saya tekankan di sini adalah bahwa tidak selamanya bengkel atau mekanik bisa dipercaya one hundred percen, sekalipun itu bengkel resmi. Kalau konsumen mau kena tipu, tidak akan memandang tempat baik di bengkel resmi atau di bengkel abal-abal. Semua tergantung para personil di dalamnya, ada yang jujur, ada juga yang Gayus. Maka sobat harus pintar-pintar memilih mana yang jujur atau mana yang Gayus.

Kalau di Honda masalah claim lebih mudah. Kalau ada masalah di motor yang terjadi karena kesalahan pabrik, sobat tinggal membawanya ke bengkel claim terdekat. Daftarnya ada di buku service, yaitu nama bengkel yang ada tanda bintangnya.

Masalahnya sekarang tidak semua bengkel claim mau menerima claim. Lho kok? Ya betul, tidak semuanya mau menerima claim sobat. Tentu caranya tidak dengan frontal menolak, tetapi dengan alasan macam-macam. Biasanya dengan mengatakan kalau motor kita baik-baik saja. Terutama kalau claimnya di bagian dalam mesin yang besar resiko kerugiannya. Asal tahu saja, bengkel claim akan menanggung biaya claim yang ditolak oleh bagian claim di kantor pusat, walau kepada konsumen sudah dilakukan penggantian dengan yang baru.

Kalau terjadi demikian, sobat tinggal menelepon Costumer Care dan mengeluh sejadi-jadinya. Dijamin claim sobat akan dilayani dengan sangat baik. Sobat akan diarahkan ke bengkel Wahana yang terdekat dan dilayani sampai tuntas tas tas tas.

Terakhir saran saya, pakailah oli rekomendasi pabrik untuk motor yang masih dalam masa garansi. Jangan mengutak-atik atau menambahkan komponen lain pada kelistrikan, dan jangan menambahkan sesuatu pada bagian frame atau rangka, misalnya peninggi shockbreaker. Hal ini untuk menghilangkan alasan dari bengkel claim untuk menolak claim dari sobat.

PERHATIKAN BAN

Jangan lupa perhatikan juga ban motor kesayangan kita. Perhatikan tekanan anginnya. Tekanan angin yang terlalu kecil mengakibatkan terlalu banyak bagian yang bergesek dengan jalan raya ketika motor dikendarai. Motor akan menjadi berat ketika berjalan. Sebaliknya tekanan angin yang terlalu besar akan memakan bearing (klaher)  roda belakang motor kita. Selain itu juga shockbreaker belakang akan cepat aus karena menanggung beban yang terlalu besar.

Ukuran tekanan angin standar adalah 28 sampai 29 psi untuk roda depan. Untuk roda belakang adalah 32 sampai 33 psi. Tidak masalah apakah untuk berboncengan atau sendirian, tekanan angin tetap sama. Di bengkel resmi biasanya tekanan angin diperiksa dan distandarkan saat selesai diservice tanpa diminta, kecuali bila pemilik tidak menginginkannya.

Pada saat sobat memasang ban, perhatikan tanda arah ban tersebut. Arahnya harus sesuai putaran ban. Perhatikan juga keausan ban. Kalau kita perhatikan pada tapak ban ada tanda berupa segitiga. Perhatikan alur yang ditunjukan tanda ini harus masih jelas dan tidak botak.

Sabtu, 13 November 2010

MENGENAL MOTOR KESAYANGAN KITA LEBIH BAIK

Buat sebagian besar orang Indonesia, rakyat kebanyakan--seperti kita inilah, motor adalah teman penting kita sehari-hari. Teman yang bahkan terkadang lebih penting dari sohib akrab sekalipun. Kebanyakan kita tidak cukup kaya untuk membeli mobil, dan terlalu mahal kalau harus ngongkos tiap hari.

Kesibukan kita kadang menyebabkan kita tidak terlalu kenal dengan apa yang kita naiki tiap hari. Padahal boleh jadi itu adalah hal yang penting. Kadang kita tidak sadar bahwa hal itu penting sampai kita dalam kesulitan dan membutuhkannya.

Ketika  motor kita mogok misalnya. Kita harus tahu dimana letak busi, bagaimana cara membukanya yang aman. Ketika service di bengkel, lihatlah atau tanyalah kepada mekanik yang mengerjakan. Sebagian besar motor mogok terutama disebabkan oleh busi yang mati. Ketika motor kita mogok, pertama kali yang harus dilakukan adalah membuka busi. Bukalah busi dengan hati-hati, jangan sampai merusak dratnya, perlahan-lahan saja. Ganti dengan busi baru, atau busi bekas yang masih hidup. Itulah mengapa kita harus selalu membawa busi cadangan, jangan pergi tanpa busi cadangan.

Lalu cek kompresinya, dengan cara menutup lubang busi dengan jari, lalu disela sampai berbunyi nyaring. Dalam kasus motor matic mungkin sulit untuk melakukannya karena letak lubang busi terlalu tersembunyi. Tidak apa-apa. Langsung pasang saja lagi businya ke lubangnya. Coba nyalakan motor anda seperti  biasa.

Kalau belum  bisa, buka lagi businya. Masukkan sedikit oli ke dalam lubang busi di mesin. Caranya? Cari tukang teh botol (bukan iklan) terdekat. Minum teh botol saja dulu. Nikmati istirahat anda. Setelah istirahat sejenak, kembalikan botol dan bayar. Eeiit. Tetapi ambil sedotannya. Buka tutup oli, yaitu tempat kita menuang oli ke dalam mesin saat ganti oli. Masukkan sedotan ke lubang oli, tutup lubang sedotan dengan jari, lalu angkat. Masukkan sedotan yang telah berisi oli ke dalam lubang busi, lepas jari dari lubang sedotan. Lakukan 3 atau 4 kali. Kemudian motor disela beberapa kali.

Pasang kembali busi pada tempatnya. Hidupkan motor. Kalau masalah anda cuma busi dan kehilangan kompressi. Motor akan hidup. Sebagian besar kasus mogok disebabkan hanya karena hal itu.

Jadi apa yang perlu sahabat ingat adalah:
1. Bawalah selalu busi cadangan.
2. Untuk membuat motor hidup diperlukan 3 hal yaitu kompressi, percikan api dan aliran bensin.


Demikian sedikit ilmu yang ingin saya sharing dengan sahabat. Ilmu yang tidak seberapa tetapi mudah-mudahan berguna buat sobat semuannya.